SrikandiBlogger di mataku Tak dapat dipungkiri bahwa dunia maya, yang dihuni oleh para netizen [penduduk di dunia virtual], khususnya neg Selamat Jalan, Bapak. 𝕊𝕖𝕝𝕒𝕤𝕒, 𝟚 ℕ𝕠𝕧𝕖𝕞𝕓𝕖𝕣 𝟚𝟘𝟚𝟙. Pagi itu, aku masih di Bandung dan sama sekali tak ada firasat berarti yang hadir mengganggu.
Kisah tentang tokoh wanita bernama Srikandi ternyata berbeda beda. Baik di versi kitab aslinya Mahabharata, versi pewayangan jawa maupun versi serial televisi terbaru. Author disini akan bahas satu persatu sesuai sumber sumber terpercaya. Happy reading......... - Srikandi versi Kitab Mahabharata India Di kehidupan sebelumnya, Srikandi terlahir sebagai wanita bernama Amba. Kisah mengenai Amba dimuat dalam Mahabharata jilid pertama, yaitu Adiparwa. Bisma pangeran dari Kerajaan Kuru Hastinapura memboyong Amba dan 2 saudaranya dari suatu sayembara di Kerajaan Kasi, tanpa mengetahui bahwa Amba sudah memilih seorang pangeran bernama Salwa sebagai calon suaminya. Karena Bisma tidak ingin Amba menikah secara terpaksa, maka ia memulangkan Amba agar dapat menikah dengan Salwa. Salwa yang merasa harga dirinya terinjak tidak mau menikahi Amba. Amba pun kembali ke kediaman Bisma agar dinikahi, namun Bisma menolaknya karena bersumpah untuk hidup membujang selamanya. Karena merasa terhina, Amba memutuskan untuk berdoa kepada para dewa agar memperoleh cara untuk membunuh Bisma. Menurut Mahabharata yang ditulis ulang C. Rajagopalachari, Dewa Subramanya memberikannya puspamala dan bersabda bahwa orang yang bersedia memakainya akan menjadi pembunuh Bisma. Amba pun mencari orang yang bersedia memakainya, namun tidak ada yang berani meskipun ada jaminan keberhasilan dari sang dewa. Setelah ditolak berbagai kesatria, akhirnya Amba tiba di istana Raja Drupada, dan mendapatkan hasil yang sama. Dengan putus asa, Amba melemparkan puspamala tersebut ke atas gerbang istana dan tidak ada yang berani menyentuhnya. Setelah itu Amba pergi dan berdoa dengan keinginan untuk menjadi penyebab kematian Bisma. Keinginannya terpenuhi sehingga akhirnya Amba be reinkarnasi menjadi Srikandi. Saat Srikandi masih muda, ia mendapati sebuah puspamala tergantung di atas gerbang istananya. Ia pun mengalungkan puspamala tersebut di lehernya. Drupada takut bahwa Srikandi akan menjadi musuh Bisma sehingga ia mengusir Srikandi agar kemarahan Bisma tidak berdampak pada kerajaannya. Di tengah hutan, Srikandi berdoa dan berganti jenis kelamin menjadi laki-laki. Menurut versi lain, ia kabur dari Panchala, lalu bertemu seorang yaksa yang kemudian menukar jenis kelaminnya kepada Srikandi. Setelah kematiannya, kejantanannya dikembalikan kembali kepada yaksa. Saat perang di Kurukshetra, Bisma sadar bahwa Srikandi adalah reinkarnasi Amba, dan terlahir sebagai seorang wanita. Oleh karena Bisma tidak ingin menyerang "seorang wanita", maka ia menjatuhkan senjatanya. Setelah tahu bahwa Bisma akan bersikap demikian terhadap Srikandi, Arjuna bersembunyi di belakang Srikandi dan menyerang Bisma dengan tembakan panah penghancur. Maka dari itu, hanya dengan bantuan Srikandi, Arjuna dapat memberikan pukulan mematikan kepada Bisma, yang sebenarnya tak terkalahkan sampai akhir. Akhirnya Srikandi dibunuh oleh Aswatama pada hari ke-18 Bharatayuddha. Srikandi dalam pewayangan Jawa Dalam pewayangan Jawa, dikisahkan bahwa Srikandi lahir karena keinginan kedua orangtuanya, yaitu Prabu Drupada dan Dewi Gandawati, menginginkan kelahiran seorang anak dengan normal. Kedua kakaknya, Dewi Drupadi dan Drestadyumna, dilahirkan melalui puja semadi. Drupadi dilahirkan dari bara api pemujaan, sementara asap api itu menjelma menjadi Drestadyumna. Dewi Srikandi sangat gemar dalam olah keprajuritan dan mahir dalam mempergunakan senjata panah. Kepandaiannya tersebut didapatnya ketika ia berguru pada Arjuna, yang kemudian menjadi suaminya. Dalam perkawinan tersebut ia tidak memperoleh seorang putra.
RadenJanaka. Puntadewa, Wrekudara, Janaka, Nakula, lan Sadewa, sinebut kadang Pandhawa, saka tembung linggane Pandhu lan hawa tegese putra Pandhu. Raden Sadewa titising bhatara Aswin, dewa tabib. Wiwit cilik digulawenthah dening Dewi Kunthi. Wujude Raden Sadewa satriya bagus, mbranyak pasemone. Watake jujur lan bekti marang sedulur tuwa.
Gabung KomunitasYuk gabung komunitas {{forum_name}} dulu supaya bisa kasih cendol, komentar dan hal seru Posted By mYo64►Punya dan suka bukunya, suka juga pilemnya yang jaman dulu ditayangin di TPI, cuman entah kenapa ngga bisa ngikutin cerita yg lagi diputer sekarang.. Hooo... Berarti emang sudah jadi semacam budaya di indihe sono yha praktik poliandri seperti ini. Pernah denger klo ada suatu daerah disana yg wanitanya punya suami lebih dari 1 orang yg bersaudara kandung dg suami yg lainnya. iye gan katanya jmlah wanitanya lbh sdkit gan . . 17-10-2014 1736 QuoteOriginal Posted By wah kocak kocak gan , mantep . nice share gan iya gan blh dng gan . . 17-10-2014 1738 Kaskus Addict Posts 2,353 kalo diceritain sama kerenya kog gan 17-10-2014 1743 Kaskus Addict Posts 2,256 nice info gan 17-10-2014 1744 QuoteOriginal Posted By MR6221►Mahabarata... Memang keren yah cerita-cerita karangan dari kebudayaan / peradaban yang udah ada dari tahun 3300 SM... iya gan meskipun udah jadul tapi msh mantep disimak gan 17-10-2014 1744 QuoteOriginal Posted By finalvent►kalo diceritain sama kerenya kog gan iya gan emang gan 17-10-2014 1746 trnyata beda tokohnya cukup signifikan 17-10-2014 1746 QuoteOriginal Posted By xkha► besok barcen sama ane mau gan? oke gan diterima . . 17-10-2014 1749 QuoteOriginal Posted By msmail►trnyata beda tokohnya cukup signifikan iye gan emang 17-10-2014 1750 masih bagusan versi jawa gan. ane lebih suka versi jawa 17-10-2014 1752 QuoteOriginal Posted By bisharyanto► udh ane sambit tadi gan oke gan diterima . . 17-10-2014 1752 QuoteOriginal Posted By krismasbarus►masih bagusan versi jawa gan. ane lebih suka versi jawa iye gan ane jg suka gan 17-10-2014 1753 Kaskus Addict Posts 2,115 karena cerita yang masuk di naturalisasi lagi gan sama budaya sini 17-10-2014 1755 tambahan dari ane versi Jawa Vs India Spoiler for Jangan di buka 17-10-2014 1755 Kaskus Addict Posts 2,115 QuoteOriginal Posted By finalvent►kalo diceritain sama kerenya kog gan yoi gan, tetep menarik buat diikutin 17-10-2014 1756 Kaskus Maniac Posts 6,756 versi presiden jancuker dalang edan sudjiwo tedjo, bukan rahwana yang menculik shinta tapi shinta yang minta diculik karena bosan dengan karakter baik rama. Untuk menjelaskan knp cewek cakep lebih seneng sama cowok type 'bad boy' 17-10-2014 1805 KASKUS Addict Posts 2,410 mungkin krn lebih sesuai dgn budaya kita ane lebih suka yg versi jawa 17-10-2014 1812 banyak yg lagi gandrung sama nih serial, mulai dari ibu2 sampe anak2.. kirain ceritanya sama kayak yg di jawa, ternyata berbeda yak.. nice share gan 17-10-2014 1829 Kaskus Addict Posts 2,970 QuoteOriginal Posted By .saprol.► salam kenal jg gan ane orang blora gan . . wah blora ya,.. ibu ane deket blora asalnya gan,.. cepu,.. 17-10-2014 1841 sekedar tambhan gan 1. dalam versi jawa bima punya anak yg lain yaitu antareja/antasena yg katanya saktinya ampe luber gt. arjuna jg punya anak lain. wisanggeni namanya 2. bima punya pusaka lain selain gada dlm versi jawa yaitu kuku pancanaka 3. dlm versi india shadeva yg bunuh sangkuni. d versi jawa bima yg bunuh sangkuni. 17-10-2014 1849
SejarahPandawa Lima - Seorang wiracarita Mahabharata dan Raja Hastinapur. Pandawa tersebut yakni terdiri atas lima orang, yakni Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa. Termasuk dalam kisah legendaris terhadap masyarakat Hindu. Di Indonesia dan India selama kepulauan di bawah kerajaan Hindu, sejarah berakar pada sebuah cerita rakyat.
- Arjuna adalah tokoh pewayangan yang dalam Mahabharata memiliki keahlian memanah. Arjuna dikisahkan memiliki senjata sakti yang digunakan untuk perang melawan Kurawa. Sementara itu, dalam pewayangan Jawa, Arjuna dikisahkan sebagai ksatria yang suka berkelana, bertapa, dan juga Kisah Srikandi dalam Mahabharata Nama Arjuna Dalam cerita Mahabharata versi Jawa, Arjuna memiliki banyak nama dan julukan, seperti Permadi, Parta, Janaka, Dananjaya, dan Kumbaljali. Selain itu, ia juga memiliki nama lain Ciptaning Mintaraga, Panduwisi, Indratanaya, Jahnwai, Palguna, Indrasuta, Danasmara, dan juga memiliki nama Begawan Mintaraga, sebuah nama yang digunakannya ketika menjalankan laku tapa di Puncak Indrakila. Ia melakukan tapa guna memperoleh senjata sakti dari dewata yang akan digunakan dalam perang melawan Kurawa. Arjuna dalam pewayangan Jawa Dalam kisah pewayangan Jawa, Arjuna dikisahkan sebagai ksatria yang suka berkelana, bertapa, dan berguru. Ia berguru kepada Resi Drona di Padepokan Sukalima dan Resi Padmanaba di Pertapaan Untarayana. Selain itu, Arjuna juga pernah menjadi seorang brahmana di Goa Mintaraga dengan gelar Begawan Ciptaning.
Ceritacerita rakyat yang hidup di Jepara, bisa jadi mempunyai versi tersendiri yang berbeda dengan cerita-cerita rakyat serupa di luar Jepara. Yang menyamakan di antara versi versi cerita rakyat itu, ialah motif yang ingin disampaikan oleh penuturnya (Bandingkan pada Brunvand, 1968: 4), yaitu pendidikan tidak langsung kepada masyarakat (folk)-nya.
- Srikandi merupakan salah satu tokoh wanita dalam kitab Mahabharata. Srikandi adalah tokoh yang ditakdirkan untuk membunuh Bisma, kakek Kurawa dan Pandawa. Dalam kibat Mahabharata, Srikandi dikisahkan sebagai reinkarnasi dari Dewi Amba bunuh diri dan lahir kembali dengan nama Srikandi. Namun, ia kemudian meninggal dalam Perang Kurukshetra. Baca juga Sejarah Kabah dari Masa ke Masa Srikandi versi India Dalam kitab Mahabharata jilid pertama Adiparwa dan jilid kelima Udyogaparwa disebutkan bahwa Srikandi merupakan sosok wanita yang lahir dengan nama Amba. Dikisahkan bahwa suatu hari, Bisma yang merupakan pangeran dari Hastinapura, ibu kota Kerajaan Kuru, memboyong Amba dari suatu Sayembara. Amba dibawa oleh Bisma untuk dinikahkan dengan adik tirinya yang bernama Wicitrawirya. Namun, Amba mengaku sudah memilih Raja Salwa sebagai calon suaminya. Bisma kemudian mengembalikan Amba supaya menikah dengan Raja Salwa. Setelah sampai di tempat Raja Salwa, Amba ditolak untuk dinikahi karena merasa harga diri sudah diinjak-injak. Amba kemudian kembali ke Bisma agar dinikahi oleh pangeran Hastinapura itu. Namun, Bisma menolak menikahi Amba karena sudah bersumpah hidup melajang selamanya. Karena merasa terhina, Amba kemudian membujuk para ksatria di Bharatawarsha agar membantunya menundukkan Bisma. Akan tetapi, tidak ada ksatria yang berani melakukan permintaan Amba. Amba kemudian meminta bantuan guru Bisma, yakni Parasurama. Namun, Pasurama juga tak mampu memenuhi permintaan Amba. Setelah itu, Amba mendengar bahwa Dewa Subramanya akan memberikan Puspamala. Siapa pun yang memakai Puspamala akan menjadi pembunuh kemudian mencari orang yang bersedia memakai Puspamala, tetapi hasilnya tetap saja nihil. Setelah putus asa, Amba kemudian membuang Puspamala dan tidak ada seorang pun yang berani menyentuhnya. Amba kemudian pergi dan berdoa kepada Dewa Siwa untuk bisa membunuh Bisma. Dewa Siwa pun mengabulkan permintaan Amba. Namun, Dewa Siwa mengatakan bahwa Amba baru bisa membunuh Bisma pada kehidupan selanjutnya. Lalu, Dewa Siwa berkata bahwa Amba akan bereinkarnasi menjadi orang yang menyebabkan kematian Bisma. Setelah itu, Amba bunuh diri dan kemudian ia terlahir lagi sebagai Srikandi, anak Raja Drupada. Setelah itu, Srikandi bersama Pandawa berperang melawan Kurawa hingga akhirnya berhasil membunuh Bisma. Akan tetapi, pada akhir Perang, Srikandi terbunuh oleh Aswatama dan tubuhnya terpisah menjadi dua bagian. Srikandi dalam versi pewayangan Jawa Sementara itu, dalam pewayangan Jawa yang mengadaptasi naskah Mahabharata, dikisahkan bahwa Srikandi lahir dari pasangan Prabu Drupada dan Dewi Gandawati. Ketika kecil, Dewi Srikandi sangat gemar dalam seni militer dan mahir menggunakan panah. Dewi Srikandi memperoleh kemahiran memanah berkat pendidikan dari Arjuna. Dalam pewayangan Jawa, Dewi Srikandi dikisahkan menikah dengan Arjuna. Adapun dalam perang Bharatayudha, Dewi Srikandi memiliki tanggung jawab atas keselamatan dan keamanan para Ksatria Madukara. Selain itu, Dewi Srikandi juga menjadi senapati atau panglima perang Pandawa yang menggantikan Resi Seta. Sebelumnya, Resi Seta merupakan Ksatria Wirata yang gugur setelah menghadapi Bisma, senapati agung Kurawa. Baca juga Sejarah Penyebaran Islam di Sulawesi Selatan Dalam perang tersebut, Dewi Srikandi berhasil membunuh Bisma dengan menggunakan panah Hrusangkali. Namun, pada akhir perang, Dewi Srikandi tewas terbunuh oleh Aswatama yang menyelundup ke wilayah Pandawa. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Dalamversi pewayangan Jawa terjadi hal yang hampir sama, tetapi dalam pewayangan Jawa dikisahkan bahwa ia menikahi Arjuna dan ini merupakan perbedaan yang sangat jauh jika dibandingkan dengan kisah Mahabharata versi India. Pertarungan Srikandi dan Bisma dalam Barathayudha (Wikipedia) Sampai saat ini, masyarakat kita masih menganggap Srikandi
Srikandi atau Sikandin adalah salah satu putera Raja Drupada dengan Dewi Gandawati dari Kerajaan Panchala yang muncul dalam kisah wiracarita dari India, yaitu Mahabharata. Ia merupakan penitisan Dewi Amba yang tewas karena panah Bisma. Dalam kitab Mahabharata ia diceritakan lahir sebagai seorang wanita, namun karena sabda dewata, ia diasuh sebagai seorang pria, atau kadangkala berjenis kelamin netral waria. Dalam versi pewayangan Jawa terjadi hal yang hampir sama, namun dalam pewayangan Jawa ia dikisahkan menikahi Arjuna dan ini merupakan perbedaan yang sangat jauh jika dibandingkan dengan kisah Mahabharata versi India. Dalam bahasa Sanskerta, Srikandi dieja Śikhaṇḍin, bentuk femininnya adalah Śikhaṇḍinī. Secara harfiah, kata Śikhandin atau Śikhandini berarti "memiliki rumbai-rumbai" atau "yang memiliki jambul". Di kehidupan sebelumnya, Srikandi terlahir sebagai wanita bernama Amba, yang ditolak oleh Bisma untuk menikah. Karena merasa terhina dan ingin membalas dendam, Amba berdoa dengan keinginan untuk menjadi penyebab kematian Bisma. Keinginannya terpenuhi sehingga akhirnya Amba bereinkarnasi menjadi Srikandi. KELAHIRAN SRIKANDI Pada saat lahir, suara dewata menyuruh ayahnya agar mengasuh Srikandi sebagai putera. Maka Srikandi hidup seperti pria, belajar ilmu perang dan kemudian menikah. Pada malam perkawinan, istrinya sendiri menghina dirinya setelah mengetahui hal yang sebenarnya. Setelah memikirkan usaha bunuh diri, ia kabur dari Panchala, namun diselamatkan oleh seorang Yaksa yang kemudian menukar jenis kelaminnya kepada Srikandi. Srikandi pulang sebagai pria dan hidup bahagia bersama istrinya dan memiliki anak pula. Setelah kematiannya, kejantanannya dikembalikan kembali kepada Yaksa. PERAN SRIKANDI DALAM PERANG BARATAYUDHA Saat perang di Kurukshetra, Bisma sadar bahwa Srikandi adalah reinkarnasi Amba, dan karena ia tidak ingin menyerang "seorang wanita", ia menjatuhkan senjatanya. Tahu bahwa Bisma akan bersikap demikian terhadap Srikandi, Arjuna bersembunyi di belakang Srikandi dan menyerang Bisma dengan tembakan panah penghancur. Maka dari itu, hanya dengan bantuan Srikandi, Arjuna dapat memberikan pukulan mematikan kepada Bisma, yang sebenarnya tak terkalahkan sampai akhir. Akhirnya Srikandi dibunuh oleh Aswatama pada hari ke-18 Bharatayuddha. SRIKANDI VERSI JAWA Menurut kisah pewayangan Jawa, Srikandi lahir karena keinginan kedua orangtuanya, yaitu Prabu Drupada dan Dewi Gandawati, menginginkan kelahiran seorang anak dengan normal. Kedua kakaknya, Dewi Dropadi dan Drestadyumna, dilahirkan melalui puja semadi. Dropadi dilahirkan dari bara api pemujaan, sementara asap api itu menjelma menjadi Drestadyumna. Dewi Srikandi sangat gemar dalam olah keprajuritan dan mahir dalam mempergunakan senjata panah. Kepandaiannya tersebut didapatnya ketika ia berguru pada Arjuna, yang kemudian menjadi suaminya. Dalam perkawinan tersebut ia tidak memperoleh seorang putera. Dewi Srikandi menjadi suri tauladan prajurit wanita. Ia bertindak sebagai penanggung jawab keselamatan dan keamanan kesatrian Madukara dengan segala isinya. Dalam perang Bharatayuddha, Dewi Srikandi tampil sebagai senapati perang Pandawa menggantikan Resi Seta, kesatria Wirata yang telah gugur untuk menghadapi Bisma, senapati agung balatentara Korawa. Dengan panah Hrusangkali, Dewi Srikandi dapat menewaskan Bisma, sesuai kutukan Dewi Amba, puteri Prabu Darmahambara, raja negara Giyantipura, yang dendam kepada Bisma. Dalam akhir riwayat Dewi Srikandi diceriterakan bahwa ia tewas dibunuh Aswatama yang menyelundup masuk ke keraton Hastinapura setelah berakhirnya perang Bharatayuddha. Sedangkan dalam kisah Mahabharata versi India, Srikandi dibunuh oleh Aswatama pada hari ke-18 Bharatayuddha.
MakaSrikandi hidup seperti pria, belajar ilmu perang dan kemudian menikah. Pada malam perkawinan, istrinya sendiri menghina dirinya setelah mengetahui hal yang sebenarnya. Setelah memikirkan usaha bunuh diri, ia kabur dari Panchala, namun diselamatkan oleh seorang Yaksa yang kemudian menukar jenis kelaminnya kepada Srikandi. Srikandi pulang sebagai pria dan hidup bahagia bersama istrinya dan memiliki anak pula. Setelah kematiannya, kejantanannya dikembalikan kembali kepada Yaksa. PERAN
Dewi Wara Srikandi menurut versi Jawa Dalam cerita versi pewayangan Jawa, tokoh Wara Srikandi dikisahkan lahir karena keinginan orang tuanya, yaitu Prabu Drupada dan Dewi Gandawati, yang merupakan raja dari kerajaan Cempalareja. Mereka menginginkan lahirnya anak yang normal karena kedua kakaknya, yaitu Dewi Drupadi dan Drestadyumna dilahirkan melalui puja Semedi. Dewi Drupadi dilahirkan lewat bara api pemujaan, sedangkan Drestadyumna dilahirkan melalui asap api pemujaan. Ciri khas Srikandi bermata jaitan, bermuka mendongak, mempunyai hidung mancung, bersuara mendencing yang menandakan bahwa dia adalah seorang putri, bersanggul gede, berjamang dengan garuda membelakang. Berkalung bulan sabit, sebagian rambutnya polos menjuntai kebelakang. Memakai kain dodot putren. Dewi Srikandi mempunyai hobby dalam bidang olah keprawiran dan ahli dalam memainkan senjata panah. Keahlian itu diperolehnya setelah berguru kepada Raden Arjuna. Pada suatu ketika, Srikandi mendatangi Rarasati untuk belajar memanah karena dilihatnya bahwa Rarasati pernah diajar memanah oleh Raden Arjuna. Namun kemudian pada akhirnya, Arjunalah yang mengajari Srikandi. Dari seringnya pertemuan antara keduanya, timbullah rasa cinta di dalam hati keduanya. Dewi Srikandi pernah mendapat lamaran dari seorang raja dari kerajaan Parangkubarja, bernama Prabu Jungkungmardea. Namun karena cinta Dewi Wara Srikandi telah tertambat pada Arjuna, larilah dia melaporkan perihal lamaran itu pada Arjuna. Merasa cemburu, Arjuna menantang Prabu Jungkungmardea untuk bertarung. Pertarungan yang tidak seimbang menyebabkan terbunuhnya raja dari kerajaan Parangkubarja tersebut. Pada akhirnya Dewi Wara Srikandi diperistri oleh Raden Arjuna dengan adat kebesaran. Ketika terjadi perang Bharatayudha, Dewi Wara Srikandi menjadi panglima perang dari pihak Pandawa menggantikan resi Seta, ksatria Wirata yang telah gugur ketika menghadapi Bhisma. Namun pada akhirnya, Dewi Srikandilah yang dapat membunuh Bhisma dengan menggunakan panah Hrusangkali. Hal ini juga karena kutukan dari Dewi Amba yang dendam kepada Bhisma karena cintanya ditolak. Sebelum meninggal Dewi Amba bersumpah akan berinkarnasi untuk membunuh Bhisma. Dalam akhir riwayatnya, Dewi Srikandi tewas dibunuh Aswatama ketika sedang tidur setelah akhir perang Bharatayuda Srikandi menurut versi India Srikandi adalah anak dari raja Drupada yang berjuang di pihak Pandawa ketika terjadi perang di Kuruseta. Dia telah lahir di masa sebelumnya sebagai seorang bernama Amba yang ditolak cintanya oleh Bhisma. Merasa telah diperhinakan oleh Bhisma, Amba melakukan tapa brata untuk membalas dendam akibat perlakuan Bhisma. Amba kemudian berinkarnasi kepada Srikandi. Ketika Srikandi lahir, terdengar suara Dewata yang memerintahkan agar ayahnya mendidiknya sebagai laki-laki. Srikandi pernah menikah dengan seorang wanita. Namun kemudian, ketika istrinya mengetahui siapa sebenarnya Srikandi, Srikandi mendapatkan kehinaan yang begitu besar dari istrinya. Srikandi lari dari Pancala dengan maksud hendak bunuh diri. Tetapi diselamatkan oleh seorang Yaksha dan membantunya dengan mengganti alat kelamin Srikandi dengannya. Jadilah Srikandi lelaki tulen. Pada akhirnya, kehidupan perkawinan Srikandi mendapatkan kebahagiaan dengan menurunkan seorang anak. Setelah meninggal, kejantanan Srikandi dikembalikan kepada yang empunya. Dalam pertempuran di Kurusetra, Bisma mengenalinya sebagai titisan Dewi Amba. Untuk itulah dia tidak melawan ketika berhadapan dengan Srikandi. Mengetahui itu, Arjuna yang berdiri di belakang Srikandi tidak melepaskan kesempatan itu, dan melepaskan anak panah yang mematikan kepada Bisma.
atauWyasa Kresna Dipaya dari India. Lalu, pada awal abad Masehi cerita ini sampai di Nusantara dalam keadaan sudah mengalami penggubahan dari versi asli India. Mahabharata ditulis dalam bentuk prosa berbahasa Jawa Kuno. Endraswara (2017: 6) mengatakan bahwa para pujangga dan empu menceritakan kembali
dewi wara srikandi adalah putri prabu drupada di cempalareja. waktu remaja putri ia berguru memanah pada raden arjuna. lantas ia di ambil istri oleh arjuna. asal mula srikandi berguru memanah pada arjuna. waktu pengantin arjuna dengan dewi wara sumbadra, srikandi datang melihat, ia lihat perilaku ke-2 pengantin itu, tertariklah srikandi pingin jadi pengantin. pada satu hari srikandi lihat arjuna memanah yang diajarkan pada rarasati, gundik sang arjuna, srikandi lantas datang berguru memanah pada rarasati. namun sesungguhnya kehendak itu cuma untuk lantaran saja, agar bisa ketemu dengan arjuna. perilaku srikandi yang demikianlah ini jadikan murka dewi drupadi, permaisuri prabu puntadewa, kakak wanita srikandi dilihat bahwa perilaku srikandi itu tidak baik. dewi wara srikandi dulu dipinang oleh raja prabu jungkungmardea di negeri parangkubarja, sampai ramanda dewi wara srikandi prabu drupada tergiur terima pinangan itu, namun dewi wara srikandi lantas mengadu pada raden arjuna, dibelalah srikandi oleh arjuna serta jungkungmardea dibunuh oleh arjuna. setelah itu srikandi diperisteri oleh arjuna dengan kebiasaan kebesaran dengan perkawinan putera serta puteri. tabiat srikandi sebagai tabiat lelaki, suka pada peperangan, dikarenakan itu ia dimaksud puteri prajurit. sampai periode saat ini, wanita-wanita yang berani menentang suatu hal yang tidak baik, terlebih yang tentang bangsa indonesia dimaksud srikandi. srikandi seorang puteri penjaga keamanan negeri madukara, adalah negeri arjuna. perkataan-perkataan srikandi enak didengarnya dan penuh dengan senyuman. waktu ia marah tidak terlihat kemarahannya itu, walau demikian mendatangkan takut pada siapa juga. srikandi seorang puteri yang senang marah, namun kemarahan itu lekas reda. sinyal bahwa ia tengah marah, merujaklah ia serta dimakan sembari berbicara keras tidak berkeputusan. bila amat marah, ada sinyal memecah barang barang pecah belah, semua burung perkutut kepunyaan arjuna dilepas-lepaskan. pada saat srikandi tengah marah ini, bisa digambarkan pada kalimat dalang, yang gampang mentertawakan beberapa pemirsa. didalam perang baratayudha srikandi diangkat lantas panglima perang melawan bisma., panglima perang kurawa, sampai bisma tewas olehnya, srikandi seorang puteri perwira yang selalu melindungi kehormatan suami, di periode safe serta di periode perang. ternyatalah bahwa dewi srikandi seorang puteri prajurit, tidak cuma perang pada rutinitas perang, lalu di medan perang baratayudha berperang juga sebagai prajurit perwira. setelah baratayudha srikandi tewas oleh aswatama, anak durna, lehernya dipenggal waktu ia tengah tidur nyenyak. wujud wayang dewi srikandi bermata jaitan, hidung mancung, muka mendongak sinyal babwa puteri ini bersuara dencing. bersanggul gede besar . berjamang dengan garuda membelakang. beberapa rambut terurai wujud polos, berkalung bln. sabit. kain dodot putren. srikandi berwanda goleng serta patrem
Baratayudaversi Pewayangan Jawa. Babak peperangan Baratayuda versi pewayangan Jawa, yaitu : • Babak 1: Seta Gugur. • Babak 2: Tawur (Bisma Gugur) • Babak 3: Paluhan (Bogadenta Gugur) • Babak 4: Ranjapan (Abimanyu Gugur) • Babak 5: Timpalan (Burisrawa Gugur atau Dursasana Gugur) • Babak 6: Suluhan (Gatotkaca Gugur) • Babak 7
Arjuna dan Srikandi, lukisan ini dibuat dengan cara membatik Siapa tak kenal dengan tokoh wayang yang dikisahkan sebagai pemuda gagah nan tampan bersenjatakan bu sur panahan. Ya, dia adalah Arjuna, salah satu pandawa putra Pandu. Meskipun sebenarya Arjuna adalah putra dari Dewa Indra. Dulu aku tahu Srikandi adalah sosok perempuan hebat yang memiliki kemampuan seperti laki-laki, berperang dan menjadi pahlawan. Tak heran jika ada perempuan hebat dari suatu tempat, selalu diberi julukan Srikandinya bla bla bla, atau Srikandinya Indonesia dan lain-lain. Arjuna dan Srikandi, selalu erat kaitannya dengan epos Mahabrata di India atau barathayudha di Indonesia. Tapi dari kedua negara tersebut memiliki kisah yang berbeda. Aku akan menceritakan Srikandi dan Arjuna dari kisah wayang Jawa. Srikandi adalah putri dari Raja Drupada. Alkisah para dewa memerintahkan agar Raja Drupada membesarkan Srikandi layaknya seorang laki-laki. Srikandi pun belajar teknik berperang bahkan berpakaian seperti laki-laki. Bahkan Srikandi terkenal sebagai pemanah terhebat di Kerajaan Panchala. Suatu ketika ia bertemu dengan Arjuna di suatu tempat. Arjuna yang tampan nan rupawan berhasil memikat Srikandi. Sebagai wanita, Srikandi juga sempat bersikap jual mahal dengan Arjuna. Tahu cintanya tak bertepuk sebelah tangan, Srikandi menantang Arjuna. Srikandi bersedia menerima pinangan Arjuna, jika ada perempuan yang berhasil mengalahkannya dalam hal memanah. Arjuna meminta Larasati untuk menjadi lawan Srikandi. Srikandi kalah aku pikir Srikandi sengaja membuat dirinya kalah agar bisa jatuh dalam pelukan Arjuna secara elegan wkwkwk, tapi ia belum bisa menerima kekalahannya. Srikandi menantang Larasati untuk berduel dengannya dalam hal berkelahi. Jika Srikandi kalah, Larasati boleh menjadi istri Arjuna. Menurutku Srikandi bersikap aneh, kenapa ia mau dimadu? Jika ia kalah maka ia tak mendapatkan cinta Arjuna, jika Larasati menang, maka Srikandi harus berbagi cinta dengan Larasati. Belum lagi dengan istri-istri Arjuna yang lain. Akhirnya Srikandi kalah dan menikah dengan Arjuna juga berbagi cinta dengan Larasati. Ketika perang saudara antara Pandawa dan Kurawa, Srikandi turut serta dalam perang bahkan menjadi panglima. Ia menjalankan takdirnya. Di kehidupan sebelumnya, Srikandi adalah Dewi Amba, kekasih Bisma. Sebelum ia mati di tangan Bisma, ia bersumpah akan menjemput Bisma suatu hari nanti untuk bersanding di nirwana. Benar saja, melalui perintah Krisna, Srikandi membunuh Bisma dengab busurnya. Arjuna berperang karena kesakitan atas penganiayaan, tapi Srikandi berperang karena cinta. Dalam kisah wayang, Arjuna dikenal memiliki 41 istri. Karena keelokan rupanya, Arjuna berhasil memikat wanita hingga dengan sukarela menyerahkan diri untuk Arjuna. "Jangan sekali-kali memasang lukisan Arjuna di rumah, nanti istri marah," kata seorang abdidalem Keraton Ngayogyakarta. Abdidalem atau pegawai keraton tersebut menjelaskan lukisan yang dibuat di atas kain dengan cara membatik. Lukisan Arjuna dan Srikandi dibuat dalam bentuk wayang Jawa, dilapisi dengan tinta emas. Ketika diletakkan di bawah sinar matahari lukisan itu berkilauan dengan warna emasnya. Setelah menelisik kisah Arjuna, paham lah aku mengapa abdidalem melarang memasang lukisan Arjuna. Arjuna Sang Playboy. Padahal ia tak menggoda wanita untuk jatuh cinta padanya, hanya saja ia tak menolak wanita yang datang padanya. Aish Arjuna, kau benar-benar Playboy. Dalam ruang itu, abdidalem juga menunjukkan lukisan-lukisan yang dibuat dengan cara membatik, seperti lukisan Yesus, kereta kencana, pemandangan, hingga lukisan Nyai Roro Kidul juga ada. Ia menjelaskan dengan bersemangat dan mengantarkan kami berkeliling ruangan untuk memperlihatkan lukisan-lukisan lainnya.
Ceritawayang dewi srikandi menggunakan bahasa jawa krama. Question from @Adiinz - Sekolah Menengah Atas - B. daerah farhan1510 Karena dewi srikandi suka mengomong jawa karena orang jawa banyak sekali penduduk karena ibu kotanya di jawa . 2 votes Thanks 1. More Questions From This User See All.
Cerita wayang sudah menjadi salah satu kebudayaan Indonesia, khususnya di Jawa. Tentu saja pewayangan ini masih ada hubungannya mitologi agama Hindu dari India, tetapi dengan ditambahkan beberapa unsur kebudayaan Jawa. Wayang sendiri jika dilihat dari segi cerita dan laonnya sangat sarat dengan filosofi kehidupan para pemangku kekuasaan dan rakyatnya. Nah disini saya akan sedikit membahas tentang salah satu tokoh dalam pewayangan. Saya tertarik untuk membahas tentang tokoh Srikandi. Seperti yang sudah banyak diceritakan, Srikandi ii merupakan representasi dari seorang wanita yang memiliki kemampuan berperang layaknya seperti seorang pria –mungkin bisa kita sebut adanya kesetaraan gender- Tapi seperti yang sudah saya ceritakan di atas, cerita pewayangan memiliki beberapa versi yaitu cerita wayang versi Jawa dan versi India -tempat agama Hindu lahir- Srikandi lahir karena keinginan kedua orangtuanya, yaitu Prabu Drupada dan Dewi Gandawati, menginginkan kelahiran seorang anak dengan normal. Kedua kakaknya, Dewi Dropadi dan Drestadyumna, dilahirkan melalui puja semadi. Dropadi dilahirkan dari bara api pemujaan, sementara asap api itu menjelma menjadi Drestadyumna. Dewi Srikandi sangat gemar dalam olah keprajuritan dan mahir dalam mempergunakan senjata panah. Kepandaiannya tersebut didapatnya ketika ia berguru pada Arjuna, yang kemudian menjadi suaminya. Dalam perkawinan tersebut ia tidak memperoleh seorang putera. Dewi Srikandi menjadi suri tauladan prajurit wanita. Ia bertindak sebagai penanggung jawab keselamatan dan keamanan kesatrian Madukara dengan segala isinya. Dalam perang Bharatayuddha, Dewi Srikandi tampil sebagai senapati perang Pandawa menggantikan Resi Seta, kesatria Wirata yang telah gugur untuk menghadapi Bisma, senapati agung balatentara Korawa. Dengan panah Hrusangkali, Dewi Srikandi dapat menewaskan Bisma, sesuai kutukan Dewi Amba, puteri Prabu Darmahambara, raja negara Giyantipura, yang dendam kepada Bisma. Dalam akhir riwayat Dewi Srikandi diceriterakan bahwa ia tewas dibunuh Aswatama yang menyelundup masuk ke keraton Hastinapura setelah berakhirnya perang Bharatayuddha. Sedangkan dalam kisah Mahabharata versi India, Srikandi dibunuh oleh Aswatama pada hari ke-18 Bharatayuddha. Srikandi dalam Mahabaratha Di kehidupan sebelumnya, Srikandi terlahir sebagai wanita bernama Amba, yang ditolak oleh Bisma untuk menikah. Karena merasa terhina dan ingin membalas dendam, Amba berdoa dengan keinginan untuk menjadi penyebab kematian Bisma. Keinginannya terpenuhi sehingga akhirnya Amba bereinkarnasi menjadi Srikandi. Pada saat lahir, suara dewata menyuruh ayahnya agar mengasuh Srikandi sebagai putera. Maka Srikandi hidup seperti pria, belajar ilmu perang dan kemudian menikah. Pada malam perkawinan, istrinya sendiri menghina dirinya setelah mengetahui hal yang sebenarnya. Setelah memikirkan usaha bunuh diri, ia kabur dari Panchala, namun diselamatkan oleh seorang Yaksa yang kemudian menukar jenis kelaminnya kepada Srikandi. Srikandi pulang sebagai pria dan hidup bahagia bersama istrinya dan memiliki anak pula. Setelah kematiannya, kejantanannya dikembalikan kembali kepada Yaksa. Saat perang di Kurukshetra, Bisma sadar bahwa Srikandi adalah reinkarnasi Amba, dan karena ia tidak ingin menyerang “seorang wanita”, ia menjatuhkan senjatanya. Tahu bahwa Bisma akan bersikap demikian terhadap Srikandi, Arjuna bersembunyi di belakang Srikandi dan menyerang Bisma dengan tembakan panah penghancur. Maka dari itu, hanya dengan bantuan Srikandi, Arjuna dapat memberikan pukulan mematikan kepada Bisma, yang sebenarnya tak terkalahkan sampai akhir. Akhirnya Srikandi dibunuh oleh Aswatama pada hari ke-18 Bharatayuddha. Mungkin cerita di atas adalah cerita yang bisa anda temukan di internet, karena jujur saja saya buta mengenai tokoh pewayangan. Hanya beberapa tokoh pewayangan yang saya tahu –khususnya tokoh wayang dari Jawa yang beberapa diantaranya sering sekali diceritakan- Menurut saya, cerita Sikandi ini merupakan salah satu cerita wayang yang menggambarkan tentang kesetaraan gender pria dan wanita. Nah dari beliau lah, sekarang banyak muncul tokoh-tokoh wanita yang mengatasnamakan kesetaraan gender di Indonesia.
. 3dvxs61wud.pages.dev/4573dvxs61wud.pages.dev/893dvxs61wud.pages.dev/3753dvxs61wud.pages.dev/743dvxs61wud.pages.dev/603dvxs61wud.pages.dev/3093dvxs61wud.pages.dev/3953dvxs61wud.pages.dev/499
cerita srikandi versi jawa