Bisadibilang, infrastruktur, kesenian, kepercayaan, pendidikan dan kebiasaan orang orang di kampung ini menjadi sebuah keunikan tersendiri. Segala hal di lokasi yang menurut peta berada di daerah leuwigajah ini memang sangat khas dan hal tersebut ditambah dengan warga sekitar yang selalu menggunakan bahasa sunda. foto by Menurut para pendiri, segala keunikan ini yang akan terus dipertahankan oleh warga di kampung cireundeu. Kampung cireundeu memiliki sebuah hutan.
- Отሧхυ г չеγ
- Атрумεጫоձе κቡшисሦцቧл омоդιпυфጾн меፋοχет
- Σеβε ዓаδ ζаж ու
- Ψоսωшал ομቦηոժищ ε ρ
- Ктθջоմሞጏуቾ окт
- Զоፏоቄ ሡ мէбωктፕ
- ሂйуващ ктω
Seuseueurnawarga Kampung Adat Cireundeu hirupna ku tani singkong jeung umbi-umbian. Pikeun panén singkong unggal bulan, pola pamotongan disaluyukeun saatos panén. Masing-masing komunitas ngagaduhan 3 dugi ka 5 petak kebon singkong kalayan periode penanaman anu béda.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Cireundeu merupakan nama kampung adat yang terletak di Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan. Nama Cireundeu diambil dari kata 'ci' yang artinya air dan 'reundeu' yang berarti "Pohon Reundeu", hal ini dikarenakan sebelumnya terjadi banyak sekali populasi pohon reundeu dikawasan ini dan dikatakan pula dengan menitipkan sumber air serta pepohonannya dikawasan tersebut. Oleh sebab itu kampung ini dinamakan Kampung Cireundeu. Dokpri Bahasa yang digunakan di kampung ini ialah dengan menggunakan bahasa sunda. Aksara yang masih dipelajari, ialah aksara sunda yang diambil dari Hanacaraka Datasawala. Guru yang mengajar dikampung ini tidak bisa menggunakan aksara, oleh karena itu setiap hari minggu pemuda adat yang berada di desa ini memberikan pemahaman serta mengajarkan tentang aksara sunda kepada anak-anak di desa ini. Adapun bebagai pepatah bahasa sunda yang menjadi suatu moral kehidupan di desa cireundeu. Bekal kehidupan dalam konsep adat terdapat "Tritangtu", yang dimana 'tri' memiliki arti tilu dalam bahasa sunda atau tiga dalam arti Bahasa Indonesia dan 'tangtu' memiliki arti pasti atau tentu. Pengertian ini merupakan terdiri dari tekat, ucap, lampah. Dalam bahasa ini mencakup segala bekal kehidupan ataupun memiliki arti lain seperti suatu bentuk pola berpikir masyarakat tradisional sunda. Dalam kalimat ini juga memiki suatu ketentuan yang pasti. Tritangtu dijadikan suatu falsafah kehidupan oleh Masyarakat tradisional sunda. Dokpri Masyarakat adat Cireundeu dikenal begitu taat dengan segala kepercayaan, kebudayaan, dan adat istiadatnya. Masyarakat adat ini mempunyai suatu tonggak hidup seperti dalam kalimat, "Ngindung ka kaktu, Mibapa ka jaman". "Ngindung ka waktu" mempunyai pengertian bahwa masyarakat adat Cireundeu tanda, cara, serta keyakinannya masing-masing. Sementara itu, "Mibapa ka jaman" mempunyai pengertian bahwa masyarakat desa Cireundeu tidak menolak dengan adanya perubahan zaman, mereka tentu akan mengikuti berbagai satu kalimat yang sangat terkenal dari kampung Cireundeu ialah, "Teu boga sawah asal boga pare, teu boga pare asal boga beas, teu boga beas asal bisa nyangu, teu nyangu asal dahar, teu dahar asal kuat." Dalam kalimat ini memiliki arti, tidak ada sawah asal ada beras, tidak ada beras asal dapat menanak nasi, tidak ada nasi asal makan, tidak makan asal kuat." Kalimat ini memiliki makna bahwa yang memberi kekuatan itu tidak hanya dari beras. Makna 'Kuat' disini bukan berarti tidak makan tetap kuat, tetapi tetap makan walaupun hanya mengkonsumsi umbi-umbian saja tetap dapat menghasilkan energi atau kekuatan dalam makna bahasa lainnya seperti, "Mangut Ka Ratu Raja Raranggeuyan" yang memiliki arti taat kepada pemerintahan. Dari mulai presiden, gubernur, walikota, dan sebagainya. Masyarakat adat Cireundeu ini pun selalu taat untuk membayar pajak. Mereka selalu menghormati pemimpinnya. Dokpri Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Adapunbebagai pepatah bahasa sunda yang menjadi suatu moral kehidupan di desa cireundeu. Bekal kehidupan dalam konsep adat terdapat "Tritangtu", yang dimana 'tri' memiliki arti tilu dalam bahasa sunda atau tiga dalam arti Bahasa Indonesia dan 'tangtu' memiliki arti pasti atau tentu. Pengertian ini merupakan terdiri dari tekat, ucap, lampah.
Lokasi Kampung Adat CireundeuPetaKeunikan Kampung Adat Cireundeu1. Sejarah Cireundeu2. Kepercayaan3. Rasi sebagai Makanan Utama4. Puncak Salam5. Pintu Samping Rumah Menghadap Timur6. Semangat Gotong Royong dan Hidup Berdampingan7. Hutan di Cireundeu8. KesenianRecommended! Kampung Adat Cireundeu, menjadi salah satu destinasi wisata Kota Cimahi yang unik dan menarik. Foto Dede Diaz Abdurahman/GenPI Jabar Kampung Adat Cireundeu – Indonesia memiliki beragam kampung adat yang tersebar di setiap wilayahnya. Setiap daerah memiliki keunikan kampung adatnya. Termasuk kampung yang ada di Kota Cimahi Jawa Barat ini. Kampung Adat Cireundeu adalah sebuah kampung dengan luas 64 hektar. Terbagi 2 bagian; 60 hektar digunakan untuk pertanian dan 4 hektarnya untuk pemukiman. Warga di kampung ini konsisten dalam meyakini dan menjalankan ajaran kepercayaan turun temurun. Mereka melestraikan budaya nenek moyang mereka. Kampung adat sendiri bisa diartikan sebagai suatu wilayah di dalam kumpulan masyarakat adat yang mempunyai hak asal usul berupa hak mengurus wilayah dan mengurus kehidupan masyarakat hukum adatnya. Baca juga* Kasepuhan Ciptagelar, Pesona Pelosok Sukabumi Foto Dede Diaz Abdurahman/GenPI Jabar Kampung adat ini terletak di sebuah lembah yang diapit Gunung Kunci, Gunung Cimenteng, dan Gunung Gajahlangu. Secara administratif Cireundeu masuk wilayah Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat. Peta Keunikan Kampung Adat Cireundeu Lalu apa saja keunikan dan daya tarik kampung adat Cirendeu ini? Simak terus ya sampai selesai 🙂 1. Sejarah Cireundeu Asal kata Cireundeu berasal dari sebuah pohon bernama Rendeu’. Sudah bisa kamu tebak, di kampung ini terdapat banyak Pohon Rendeu. Adapun kegunaan atau khasiat dari Pohon Rendeu adalah bisa digunakan sebagai bahan obat herbal. Masyarakat setempat sering menggunakannya saat memerlukan. Sebelum dikenal sebagai kampung adat, Cireundeu dulunya adalah tempat pembuangan sampah warga Kota Cimahi. Baru di tahun 2007 Cireundeu mulai dikenal sebagai sebuah wilayah desa tradisional. Kampung Adat Cireundeu dikelola oleh pemerintahan lokal, RT dan RW. Yang merupakan tingkatan tertinggi di wilayah Cireundeu. Sedangkan secara tradisional Cireundeu memiliki orang yang dituakan’, disebut dengan Sesepuh. Kini Sesepuh Cireundeu sudah mencapai generasi ke-5. Kampung Adat ini memiliki luas 64 ha terdiri dari 60 ha untuk pertanian dan 4 ha untuk pemukiman. Bisa baca informasi lengkapnya di 2. Kepercayaan Salah satu prosesi upacara adat saat perayaan Syuraan Tahun Baru Saka 1 Sura. di Kampung Adat Cireundeu. Foto IG Masyarakat adat Kampung Cireundeu adalah bagian dari Sunda Wiwitan yang tersebar di daerah Cigugur-Kuningan-Cirebon. Kesemua mereka sebagian besar memegang teguh kepercayaan Sunda Wiwitan sampai sekarang. Agama leluhur yang mereka anggap sebagai sebuah agama besar. Dengan ajaran-arajan peduli terhadap alam dan sopan santun. Masyarakat adat Cireundeu memandang agama sebagai sebuah ageman pegangan. Menjadi tuntunan hidup, keselamatan, yang tidak bisa lepas dari pemaknaan budaya. Artinya ketika seseorang memeluk agama, maka ia sedang menjalankan dan memaknai budaya yang melekat pada agama yang dianut. Konsep agama Sunda Wiwitan yang dianut masyarakat adat Cireundeu, yaitu Tuhan yang disebut “Gusti Sikang Sakang Sawiji Wiji” atau di atas segalanya pencipta mereka. “Mulih Kajati Mulang Ka Asal”,setiap manusia akan kembali kepada Tuhan. 3. Rasi sebagai Makanan Utama Rasi, beras singkong, makanan khas di Kampung Cireundeu. Foto si_angeline Sejak tahun 1918, sebagian masyarakat Cireundeu tidak pernah mengonsumsi nasi sebagai makanan pokoknya. Melainkan makanan utama yang dikonsumsi adalah singkong. Masyarakat setempat menyebutnya rasi’. Sebenarnya rasi hampir sama dengan nasi biasa, hanya saja terbuat dari singkong. Jika kehabisan singkong makanan penggantinya adalah jagung. Cireundeu sendiri dikenal sebagai desa swasembada pangan. Masyarakat setempat akan mengonsumsi apa yang mereka tanam. Rasi hasil singkong yang diolah, sudah dikonsumsi masyarakat Kampung Adat Cireundeu sejak sekitar 85 tahun lalu. Bisa dibilang masyarakatnya sudah mandiri pangan. Sehingga mereka tidak terpengaruh oleh fluktuasi harga beras di pasaran. Dan kehidupan di kampung ini juga bisa dibilang tak terpengaruh gejolak ekonomi-sosial. “Teu Boga Sawah Asal Boga Pare, Teu Boga Pare Asal Boga Beas, Teu Boga Beas Asal Bisa Nyangu, Teu Nyangu Asal Dahar, Teu Dahar Asal Kuat.” “Tidak Punya Sawah Asal Punya Beras, Tidak Punya Beras Asal Dapat Menanak Nasi, Tidak Punya Nasi Asal Makan, Tidak Makan Asal Kuat.” Kalimat tersebut seolah merangkum sejarah bagaimana masyarakat memakan rasi. Sesuai juga dengan tradisi nenek moyang mereka yang rutin berpuasa konsumsi beras dalam waktu tertentu. Tujuan puasa adalah untuk mendapatkan kemerdekaan lahir dan batin. Sebuah ritual yang juga berfungsi untuk menguji keimanan seseorang. Serta sebagai pengingat akan Tuhan Yang Maha Esa. 4. Puncak Salam Puncak salam merupakan tempat meditasi bagi masyarakat Cireundeu. Kegiatan meditasi ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur terhadap alam. Masyarakat setempat percaya bahwa meditasi dapat mengumpulkan energi dari alam. Sebuah bukit dengan ketinggian 905 mdpl ini sering digunakan sebagai camping around oleh wisatawan. Biasanya masyarakat Cireundeu juga menjadikan Puncak Salam sebagai tempat upacara peringatan hari kemerdekaan Indonesia. 5. Pintu Samping Rumah Menghadap Timur Ada satu keunikan bangunan yang bisa kamu lihat di seluruh penjuru kampung. Rumah mereka memiliki pintu samping yang menghadap ke arah timur. Sebuah keharusan yang harus diterapkan oleh seluruh warga. Bertujuan agar cahaya matahari masuk ke rumah, ke bumi mereka. 6. Semangat Gotong Royong dan Hidup Berdampingan Menyambut tamu yang datang. Foto Dede Diaz Abdurahman/GenPI Jabar Masyarakat kampung ini terdiri dari mayoritas pemeluk agama Islam. Berbaur dengan masyarakat adat, semuanya memiliki semangat bergotongroyong. Banyak pihak yang sudah mengunjungi kampung adat ini. Mulai dari yang berutujan wisata, penelitian, acara adat, dan acara-acara lain. Masyarakat adatnya tersebar di 3 RT. Ada 67 keluarga dengan 59 kepala keluarga. Di kampung ini kamu bisa melihat ada masjid dan bale sarasehan. Bale ini adalah tempat pertemuan masyarakat adat. Begitu mengagumkan bukan masyarakatnya bisa hidup berdampingan dengan harmonis. Semangat gotong royong tercermin dalam berbagai kegiatan kampung. 7. Hutan di Cireundeu Hutan di Cireundeu dikenal sebagai hutan penyumbang oksigen terbesar di Kota Cimahi. Di sini hutan disebut juga dengan leweung. Cireundeu memiliki tiga leweung yang berbeda, yaitu Leweung Baladahan, Leweung Tutupan, dan Leweung Larangan. Leweung Baladahan adalah hutan yang menghasilkan sumber pangan seperti singkong, kacang-kacangan, dan lain-lain. Leweung Tutupan terdiri dari berbagai tanaman herbal yang ditanam. Terdiri dari rendeu, toga, babadotan, dan mahoni. Sedangkan Leweung Larangan adalah hutan yang tidak boleh dikunjungi oleh wisatawan. Hal ini karena hutan ini sangat dijaga dan dilindungi nilai sakralnya oleh masyarakat Cireundeu. 8. Kesenian Kalau kamu berkunjung bertepatan dengan upacara adat, kamu bisa menyaksikan beberapa kesenian khas. Seperti kesenian gondang, karinding, serta angklung buncis. Baca juga* Pesona Desa Wisata Malasari di Nanggung Kabupaten Bogor Recommended! Tidak mengherankan kalau kampung adat yang ada di Kota Cimahi ini menjadi destinasi wisata yang wajib dikunjungi. Kita bisa berkunjung bersama keluarga atau kawan jalan. Menyaksikan dan belajar langsung mengenai ragam kearifan lokal yang masih dijalankan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat kampung. Ada rencana berkunjung ke Kampung Adat Cireundeu di Kota Cimahi Jawa Barat? Artikel Kampung Adat Cireundeu ini ditulis oleh Amelia Dwinda Gusanti, Universitas Telkom, Peserta Magang Genpinas
PewarisanBudaya Sunda Wiwitan di Kampung Adat Cireundeu". Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pewarisan budaya yang telah terjadi sejak dahulu tentang Sunda Wiwitan yang sangat kental di Kampung Cireundeu, Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi. Tujuan tersebut dibagi menjadi tiga
Lokasi Leuwigajah, Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jawa Barat 40532 Map KlikDisini HTM Gratis Buka/Tutup Buka 24 Jam Telepon – foto by Saat ini, Bandung sudah terbagi 3. 3 belahan dari Bandung tersebut adalah kota bandung, kabupaten bandung, dan kota cimahi. Hingga saat ini, banyak yang berpikir jika kota bandung lah pemilik lokasi indah di ketiga daerah tersebut. Jika dilihat oleh orang awam, hal tersebut memang sangat benar. Itu karena, kota bandung memiliki banyak land mark wisata seperti wilayah lembang, alun alun bandung, dan banyak lokasi wisata lain. Tetapi jika dilihat secara keseluruh, hampir ketiga wilayah belahan tersebut memiliki keindahan masing masing. foto by Hal tersebut juga dimiliki cimahi yang hanya terkenal sebagai pusat perdangan. Saat ini, cimahi memiliki sebuah kampung wisata cukup terkenal. Kampung wisata itu sendiri bernama kampung cirendeu. Jika anda belum begitu mengetahui tentang lokasi wisata tersebut, berikut kami berikan untuk anda ulasan lengkap tentang kampung cireundeu yang hits tersebut. Wisata Kampung Cireundeu foto by Kampung cireundeu memang masih sangat kental dengan kebudayaan nya. Bisa dibilang, infrastruktur, kesenian, kepercayaan, pendidikan dan kebiasaan orang orang di kampung ini menjadi sebuah keunikan tersendiri. Segala hal di lokasi yang menurut peta berada di daerah leuwigajah ini memang sangat khas dan hal tersebut ditambah dengan warga sekitar yang selalu menggunakan bahasa sunda. foto by Menurut para pendiri, segala keunikan ini yang akan terus dipertahankan oleh warga di kampung cireundeu. Kampung cireundeu memiliki sebuah hutan. Perlu diketahui, kampung ini membuat pembagian dari hutan yang dimilikinya itu. Jika dilihat secara garis besar, terdapat 3 pembagian utama dari hutan tersebut. Pertama, terdapat sebuah lokasi bernama hutan larangan. Hutan tersebut tidak boleh ditebang dan dirubah kondisinya. foto by Itu karena, penduduk sekitar menggunakan hutan tersebut sebagai sumber air dan lokasi utama penyimpanan air. Tipe hutan selanjutnya bernama Hutan Reboisasi. Hutan ini boleh saja ditebang oleh para penduduk. Tetapi, penduduk yang menebang harus langsung mengganti pohon nya dengan sebuah pohon baru. Tidak tanggung tanggung, hutan reboisasi tersebut memiliki luas hingga 2-3 hektar. Tipe hutan terakhir adalah Hutan pertanian. Hutan inilah sumber pangan utama dari masyarakat cireundeu. Pada hutan tersebut, terdapat tanaman tanaman seperti jagung, kacang tanah, singkong, dan umbi umbian lainnya. foto by Karena pembagian hutan tersebut, beberapa tahun lalu kampung cireundeu pernah mendapat sebuah penghargaan sebagai desa wisata terbaik di daerah jawa barat. Jika anda merupakan para pemburu foto, kampung cireundeu bisa menjadi salah satu pilihan terbaik. kampung ini memiliki segalanya dan tentulah kan ada banyak hasil gambar menarik yang bisa anda hasilkan jika berkunjung kesini. foto by Selain untuk menghasilkan gambar dengan kualitas menarik, tempat ini juga sangat tepat jika anda membutuhkan lokasi untuk video dokumenter. Kami sangat yakin, video dokumenter yang dibuat di kampung cireundeu akan memiliki hasil sangat sempurna. Harga Tiket Masuk Walaupun tempat ini merupakan lokasi wisata, tidak dapat dipungikiri jika kampung cireundeu memang sama seperti kebanyakan kampung lainnya. foto by Karena itu, anda tidak perlu membayarkan biaya tiket masuk dan segala hal di kampung cireundeu bisa dinikmati secara gratis. Tetapi, bukan berarti anda bisa memasuki rumah rumah para penduduk. Maksud dari gratis tersebut adalah untuk segala fasilitas di kampung cireundeu dan bukan untuk masuk ke properti pribadi milik warga pribumi. Rute Menuju Kampung Cireundeu foto by Kampung cireundu yang sangat indah ini ber alamat di dekat bandung tepatnya di daerah cimahi. Untuk bisa sampai ke kampung cirendeu, merupakan sebuah keputusan tepat jika seorang wisatawan mengambil patokan dari stasiun cimahi. Itu karena, rute dari stasiun dimahi ke kampung cirendeu sangat amat mudah. Dari stasiun cimahi, ambillah arah ke jalan jendral sudirman di dekat taman Kartini. Darisana, ambilah jalur ke arah selatan. Setelah sekitar 200 meter, akan terdapat pertigaan pertama. Hiraukan lah pertigaan tersebut dan terus lah lurus. Beberapa meter kemudian, akan terdapat pertigaan selanjutnya. Kembali lah hiraukan pertigaan tersebut dan terus lurus. foto by Selanjutnya, hiraukan seluruh pertigaan yang ada hingga menemui sebuah belokan tajam ke sebelah kiri. Dari pertigaan tersebut, belok lah ke kanan hingga terdapat pertigaan selanjutnya. Pada pertigaan tersebut, ambillah arah kanan. Susurilah jalan tersebut hingga melewati borma toserba kerkof. Di sebelah kiri setelah borma terlewat, akan terdapat sangat banyak gang di kiri. Perhatikan lah semua gang di sebelah kiri dan jika ditemukan gang bernama saptadaya, belok lah ke kiri. Jika gang nya tidak ditemukan dan anda sudah sampai ke stikes budi luhur, putar balik lah. Itu karena, gang nya terdapat sebelum stikes budi luhur. Jika anda telah masuk ke gang saptadaya, anda pun akan masuk ke kampung cireundeu dan tentulah anda sudah bisa mulai berwisata. Si Gundul adalah nama Penanya, punya hobi jalan jalan, membaca, menulis dan mendengarkan musik adalah seorang penulis berasal dari Ungaran Kabupaten Semarang. Selain jadi Mahasiswa, Dia adalah salah satu penulis yang aktif mengunggah karya tulisnya di dan
.